Labels

Rabu, 26 Desember 2012

Perencanaan Pembelajaran



A.          Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini, Roger A. Kaufman (Herjanto 1997: 2) mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah suatu proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengidentifikasi persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Berpangkal dari pemahamn tersebut maka perencanaan mengandung enam pokok pikiran yaitu:
1.      Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2.      Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3.      Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
4.      Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
5.      Pemilihan alternatif yang paling baik, dalam arti yang mempunyai efektifitas dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.
6.      Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.
Setelah mengetahui pengertian perencanaan secara umum, selanjutnya akan dikemukakan beberapa pendapat atau pandangan para ahli mengenai perencanaan pembelajaran. Ibrahim (1993) mengemukakan bahwa “secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi-bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. Dengan perencanaan pembelajaran, guru dapat memperkirakan, mempersiapkan, dan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatunya agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif.
Pendapat lain dikemukakan oleh Bnghart dan Trull (Sagala: 2003) yang menyatakan bahwa “Perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional, dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan dalam konteks pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang diartikan sebagai proses penyususnan materi  pelajaran, penggunaan media pelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran , dalamn suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan”.
Toeti Soekamto (1993) mendefinisikan perencanaan pembelajaran sebagai usaha untuk mempermudah proses belajar-mengajar maka diperlukan perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan pembelajaran yang merupakan sebagai sistem yang terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang saling berinteraksi.
Pengertian lain tentang perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Nana Sudjana (1998) yang menyatakan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu proses pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajaran, sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metode dan teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis”. Ini berarti perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah mengatur dan menetapkan komponen-komponen tujuan, bahan, metoda atau teknik, serta evaluasi atau penilaian.
Para ahli lain yang turut berpendapat tentang perencanaan pembelajaran diantaranya:
1.      Branch (2002); Suatu sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan cara yang konsisten dan reliable.
2.      Ritchy; Ilmu yang merancang detail secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok.
3.      Smith & Ragan (1993); Proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran. (1999) Proses sistematis dan berfikir dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran, sumber informasi dan evaluasi.
4.      Zook (2000); Proses berfikir sistematis untuk membantu pelajar memahami (belajar)
Perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pedoman mengajara bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa. Melalui perencanaan pembelajaran dapat diidentifikasi apakah pembelajaran yang dikembangka/ dilaksanakan sudah menerapkan konsep belajar siwa aktif atau mengembangkan keterampilan proses.
Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam rumusan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran. Kegiatan belajar dan mengajar yang dirumuskan guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran. Sehingga perencanaan pembelajaran merupakan acuan yang jelas, operasional, sistematis sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran, atau dengan pengertian lain, yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran. Unsur atau komponen yang dimaksud adalah:
1.      Kemana pembelajaran tersebut akan diarahkan? (berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut).
2.      Apa yang harus dibahas dalam proses pembelajaran tersebut? (berkaitan dengan bahan ajar yang akan disampaikan pada siswa).
3.      Bagaimana cara melakukannya? (berkaitan dengan strategi atau metode apa yang bisa digunakan untuk menyampaikan bahan ajar tadi).
4.      Bagaimana pula mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran tersebut? (berkaitan dengan penilaian atau evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran).
Keempat komponen tersebut menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Perencanaan penting untuk pembelajaran di Sekolah Dasar karena memungkinkan siswa diberi kesempatan terbaik untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangan dan belajar. Guru dapat memahami peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai siswa untuk berkembang dan belajar. Guru menyediakan sumber-sumber belajar untuk mendukung proses belajar. 


B.           Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembelajaran
Prinsip-prinsip dalam pembuatan perencanaan pembelajaran antara lain :
1.       Memperhatikan karakteristik anak
Dalam perencanaan pembelajaran (desain instruksional) harus memperhatikan kondisi yang ada dalam diri siswa dan kondisi yang ada di luar diri siswa (Gagne, 1979:13).

2.       Berorientasi pada kurikulum yang berlaku
Perencanaan yang dibuat oleh guru seperti dalam bentuk silabus maupun dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun dan dikembangkan berdasarkan pada kurikulum yang berlaku.
3.      Sistematika kegiatan pembelajaran
Urutan kegiatan pembelajaran dikembangkan secara sistematis dengan mempertimbangkan urutan dari yang mudah menuju yang lebih sulit, dari yang bersifat sederhana menuju yang lebih kompleks.
4.      Melengkapi perencanaan pembelajaran
Yaitu dengan menambah instrumen-instrumen pembelajaran, misalnya lebar kerja siswa, format isian, lembar catatan tertentu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
5.      Bersifat fleksibel (dinamis)
Perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat berlangsungnya pembelajaran.
6.      Berdasarkan pendekatan sistem
Artinya setiap unsur perencanaan pembelajaran yang dikembangkan harus merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan memiliki keterpaduan.
Ada empat prinsip lain yang harus dipenuhi dalam pembuatan perencanaan pembelajaran, diantaranya:
1.      Spesifik
Selain memenuhi setiap prinsip perencanaan pembelajaran yang telah dibahas sebelumnya, juga perencanaan tersebut dibuat secara khusus. Kekhususan ini terutama dikaitkan dengan setiap kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai oleh siswa. Dalam setiap perencanaan selain berisi rumusan setiap komponen perencanaan pembelajaran juga ada penambahan kekhususan yaitu jenis keterampilan mengajar yang akan dilatihkan.
2.      Operasional
Yaitu rumusan setiap unsur dalam perencanaan pembelajaran dirumuskan dengan bahasa yang operasional dan terstruktur. Operasionalisasi ini terutama berkaitan dengan perilaku yang harus dicapai atau dikembangkan.
3.      Sistematis
Yaitu penyusunannya dilakukan secara logis dan berurutan dari mulai identitas mata pelajaran sampai kegiatan evaluasi.
4.      Jangka pendek
Setiap perencanaan pembelajaran dibuat untuk setiap kali pertemuan atau latihan yang akan dilakukan .
Beberapa prinsip perencanaan pembelajaran, menurut Sagala (2003), terdiri atas:
1.      Menetapkan apa yang akan dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran
2.      Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target pembelajaran.
3.      Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran.
4.      Mengumpulkan dan menganalisis informasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
5.      Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada pihak yang berkepentingan.
Jika prinsip-prinsip ini terpenuhi, secara teoretik, perencanaan pembelajaran itu akan dapat mencapai tujuan sesuai skenario yang telah disusun.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mulyasa (2003) bahwa:
1.      Kompetensi yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran harus jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
2.      Perencanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi siswa.
3.      Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam perencanaanpembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
4.      Perencanaaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
Terkait dengan pendapat di atas, Oemar Hamalik (1980) mengemukakan tentang dasar-dasar perencanaan pembelajaran, sebagai berikut:
1.      Rencana yang dibuat harus disesuaikan dengan tersedianya sumber-sumber.
2.      Organisasi pembelajaran harus senantiasa memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat sekolah.
3.      Guru selaku pengelola pembelajaran harus melaksanakan tugas dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab.
4.      Faktor manusia selaku anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada keserbaterbatasan.
Lebih lanjut Oemar Hamalik (1980) juga mengemukakan bahwa kegiatan perencanaan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Rencana adalah alat untuk memudahkan mencapai tujuan.
2.      Rencana harus dibuat oleh para pengelola atau guru yang benar-benar memahami tujuan pendidikan, dan tujuan organisasi pembelajaran.
3.      Rencana yang baik, jika guru yang membuat rencana itu memahami dan memiliki keterampilan yang mendalam tentang membuat rencana.
4.      Rencana harus dibuat secara terperinci.
5.      Rencana yang baik jika berkaitan dengan pemikiran dalam rangka pelaksanaannya.
6.      Rencana yang dibuat oleh guru harus bersifat sederhana.
7.      Rencana yang dibuat tidak boleh terlalu ketat, tetapi harus fleksibel (luwes).
8.      Dalam rencana, khususnya rencana jangka panjang, perlu diperhitungkan terjadinya pengambilan resiko.
9.      Rencana yang dibuat jangan terlalu ideal, ambisius, sebaiknya lebih praktis pragmatis.
10.  Sebaiknya rencana yang dibuat oleh guru juga memiliki jangkauan yang lebih jauh, dapat diramalkan keadaan yang mungkin terjadi.
Dengan demikian, kendatipun mungkin tidak semua persyaratan di atas dapat dilaksanakan dengan baik, namun dengan kesiapan perencanaan yang matang permasalahan teknis akan dapat diatasi, dengan guru yang mengatur skenario pembelajaran yang efektif di kelas sesuai dengan rencana.
Berdasarkan uraian di atas, maka perencanaan pembelajaran itu harus dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki siswa secara optimal, mempunyai tujuan yang jelas dan teratur serta dapat memberikan deskripsi tentang materi yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Menetapkan apa yang akan dilakukan oleh guru.
2.      Membatasi sasaran berdasarkan kompetensi (tujuan) yang hendak dicapai.
3.      Mengembangkan alternatif-alternatif pembelajaran yang akan menunjang kompetensi (tujuan) yang telah ditetapkan.
C.          Tujuan Perencanaan Pembelajaran

Secara ideal tujuan perencanaan pembelajaran adalah mengusai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia serta membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan. Tujuan pembelajaran itu memungkinkan guru memilih metode yang sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Bagi guru setiap pemilihan metode berarti menentukan proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Hal ini juga mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dipilihnya. Menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat danperlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan (Sagala,2003).
Tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk guru  serta mengarahkan dan membimbing kegitan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa kepentingan tersebut, tujuan dan manfaat pembelajaran antara lain adalah:
1.      Sebagai landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan.
2.      Memberikan gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek.
3.      Karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem memberikan pengaruh terhadap pengembangan individu siswa.
Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap pembelajaran agar pembelajaran itu benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum.

D.          Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Fungsi perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai bagaimana cara mencapainya, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biayanya. Terdapat juga beberapa fungsi perencanaan seperti yang dikemukakan Oemar Hamalik (2001) bahwa pada garis besarnya perencanaan pembelajaran pembelajaran berfungsi sebagai berikut :
1.      Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu.
2.      Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3.      Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang dipergunakan.
4.      Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-minat siswa, dan mendorong motivasi belajar.
5.      Mengurang kegiatan trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang yang baik dan metoda yang tepat.
6.      Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang  up to date kepada siswa.
            Secara lebih spesifik terdapat juga fungsi perencanaan pembelajaran yang dikemukakan oleh Kostelnik sebagai berikut :
1.      Mengorganisir pembelajaran, yaitu proses mengelola seluruh aspek yang terkait dengan pembelajaran agar tertata secara teratur, logis, sistematis, untuk memudahkan melakuka proses dan pencapaian hasil pembelajaran secara efektif dan efisien.
2.      Berpikir lebih kreatif untuk mengembangkan apa yang harus dlakukan siswa, yaitu melalui perencanaan, proses pembelajaran dapat dirancang secara kreatif dan inovatif. Dengan demikian proses pembelajaran tidak dikesankan sebagai suatu proses yang monoton atau terjadi secara rutinitas.
3.      Menetapkan sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran, melalaui perencanaan. Sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan akan mudah diidentifikasi dan bagaimana mengelolanya agar terjadi kegiatan pembelajaran yang lebih efektif.
4.      Memetakan indikator hasil belajar dan cara untuk mencapainya yaitu melalui perencanaan yang matang, guru telah memiliki data tentang sejumlah indikator yang harus dikuasai oleh siswa dari setiap pembelajaran yang dilakukannya.
5.      Merancang program untuk mengakomodasi kebutuhan siwa secara lebih spesifik yaitu melalui perencanaan, hal-hal penting yang terkait dengan kebutuhan, karakteristik, dan potensi yang dimiliki oleh siswa akan teridentifikasi dan merencanakan tindakan yang dianggap tepat untuk meresponnya.
6.      Mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajaran terhadap pihak-pihak terkait langsung maupun dengan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan fungsi dari perencanaan adalah :
1.      Mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara spesifik.
2.      Membantu guru memetakan tujuan yang hendak dicapai.
3.      Membantu guru dalam mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar.

Referensi :

Sukirman, Dadang dan Nana Jumhana. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung :   UPI PRESS
Hernawan, Asep Herry, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS

http://ad-zhal1977.blogspot.com/2011/10/kedudukan-dan-fungsi-perencanaan.html
http://repository.upi.edu/operator/upload/d_pk_0707322_chapter1.pdf
http://www.scribd.com/doc/
http://www.sekolahdasar.net
http://teachersguideonline.blogspot.com/2010/01/ngasal-bikin-renana-pembelajaran-tanya.html



0 komentar:

Posting Komentar