A.
Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Secara etimologis,
bimbingan dan konseling terdiri dari dua kata yaitu “bimbingan “ (terjemahan
dari kata guidance) dan “konseling”
(diadopsi dari kata counseling).
Untuk memahami pengertian bimbingan dan
konseling, alangkah baiknya kita terlebih dulu memahami pengertian
bimbingan dan konseling secara terpisah.
1.
Makna
Bimbingan
Istilah guidance dapat diartikan sebagai bantuan
atau tuntunan atau pertolongan. Berikut beberapa pengertian bimbingan secara
terminologis.
Bimbingan adalah
suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari
pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri
dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungannya (Moh. Surya, 1988:12).
Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang agar
mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini
mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri,
yaitu : (a) mengenal diri sendiri dan lingkungannya, (b) menerima diri sendiri
dan lingkungan secara positif dan dinamis, (c) mengambil keputusan, (d)
mengarahkan diri, dan (e) mewujudkan diri (Prayitno, 1983:2 dan 1987:35).
Makna bimbingan
dapat juga diketahui melalui akronim kata bimbingan sebagai berikut :
B
(bantuan) I (individu) M (mandiri) B (bahan) I (interaksi) N (nasihat) G (gagasan) A (asuhan) N (norma)
Bimbingan dapat berarti bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan, melalui
interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2.
Makna
Konseling
Konseling (counseling) merupakan bagian dari
bimbingan, baik sebagai layanan maupun teknik. Konseling merupakan inti dari
alat yang paling penting dalam bimbingan. Berikut beberapa pengertian konseling
secara terminologis.
Konseling
merupakan relasi atau hubungan timbal balik antara dua individu (konselor
dengan klien) di mana konselor berusaha membantu klien untuk mencapai
pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungannya dengan masalah-masalah
yang dihadapinya pada saat ini dan yang akan datang.
Konseling
merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor dengan klien yang
berusaha memecahkan sebuah masalah dengan mempertimbangkannya bersama-sama
sehingga klien dapat memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan sendiri.
Makna konseling
juga dapat dimaknai dari akronim kata konseling sebagai berikut:
K
(kontak) O (orang) N (menangani) S (masalah) E (expert
atau ahli) L (laras)
I
(integrasi)
N (norma) G (guna)
Konseling dapat berarti kontak atau hubungan timbal balik antara
dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang
didukung oleh keahlian dan dalam
suasana yang laras dan integrasi,
berdasarkan norma-norma yang berlaku
untuk tujuan yang berguna bagi klien.
Berdasarkan
makna bimbingan dan konseling secara terpisah di atas, dapat dirumuskan secara
terintegrasi makna bimbingan dan konseling sebagai berikut :
Bimbingan dan
Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang sistematis dari
pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau
hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli mampu menerima dirinya sendiri
sesuai dengan potensinya juga memiliki kecakapan melihat dan menemukan
masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.
B.
Latar
Belakang Adanya Bimbingan dan Konseling
Hakikat manusia selain
sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu,
manusia merupakan makhluk yang unik di mana kepribadian individu yang satu
berbeda dengan individu yang lain. Manusia memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Manusia perlu mengenal dirinya sendiri agar dapat mengoptimalkan
segenap daya dan potensinya. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Namun kenyataannya tidak
semua manusia mampu mengenal potensi yang mereka miliki dan mendayagunakan
segala yang dimilikinya secara optimal. Manusia sering kali menghadapi masalah
yang tidak dapat dipecahkan sendiri melainkan membutuhkan bantuan orang lain.
Bantuan ini salah satunya adalah berupa bimbingan dan konseling. Adanya
bimbingan dan konseling merupakan salah satu wujud kepekaan sosial dan bantuan
manusia untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Pada mulanya, bimbingan
dan konseling tidak diperuntukkan bagi dunia pendidikan. Tetapi, dalam
perkembangannya diterapkan dalam dunia pendidikan. Dewasa ini terjadinya
berbagai fenomena perilaku peserta didik seperti tawuran, degradasi moral, penyalahgunaan
obat-obatan terlarang dan psikotropika, dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa
upaya pencapaian tujuan pendidikan melalui proses pembelajaran belum sepenuhnya
memecahkan berbagai persoalan tersebut di atas. Hal ini mengindikasikan perlu
adanya upaya pendekatan selain proses pembelajaran guna memecahkan berbagai
masalah tersebut.
Upaya tersebut adalah
melalui pendekatan bimbingan dan konseling yang dilakukan di luar situasi
proses pembelajaran. Beberapa masalah psikologis
yang timbul pada peserta didik seperti
masalah perkembangan individu, masalah perbedaan individu, masalah kebutuhan
individu, masalah penyesuaian diri, dan masalah belajar menuntut adanya upaya
pendekatan psikologis yaitu melalui bimbingan dan konseling. Bimbingan
merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan memiliki kontribusi
terhadap keberhasilan proses pendidikan di sekolah (Juntika, 2005).
Referensi :
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).
Jakarta : Rajawali Pers.
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
Nur Alifah, Ana dkk. 2010. Pengertian, Latar Belakang, dan Sejarah
Bimbingan dan Konseling. (http://iirmakalahtarbiyah.blogspot.com/2010/04/makalah-bp.html,
diakses tanggal 16 September 2011).
0 komentar:
Posting Komentar