A.
Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya
secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan
upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai
tujuan. Dalam hal ini, Roger A. Kaufman (Herjanto 1997: 2) mengemukakan bahwa
“Perencanaan adalah suatu proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan
dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Perencanaan sering juga
disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan
masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang
akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan
merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan
mengidentifikasi persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif
dan efisien. Berpangkal dari pemahamn tersebut maka perencanaan mengandung enam
pokok pikiran yaitu:
1.
Perencanaan
melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2.
Keadaan
masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang,
sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3.
Untuk
menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
4.
Usaha
yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan
alternatif yang mungkin ditempuh.
5.
Pemilihan
alternatif yang paling baik, dalam arti yang mempunyai efektifitas dan
efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.
6.
Alternatif
yang dipilih harus diperinci sehingga menjadi pedoman dalam pengambilan
keputusan apabila akan dilaksanakan.
Setelah
mengetahui pengertian perencanaan secara umum, selanjutnya akan dikemukakan
beberapa pendapat atau pandangan para ahli mengenai perencanaan pembelajaran.
Ibrahim (1993) mengemukakan bahwa “secara garis besar perencanaan pembelajaran
mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan
pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut,
materi-bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta
alat atau media apa yang diperlukan. Dengan perencanaan pembelajaran, guru
dapat memperkirakan, mempersiapkan, dan menentukan tindakan apa yang akan
dilakukan pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini guru mempersiapkan
segala sesuatunya agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif.
Pendapat
lain dikemukakan oleh Bnghart dan Trull (Sagala: 2003) yang menyatakan bahwa
“Perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional, dan mengandung sifat
optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai
macam permasalahan dalam konteks pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang
diartikan sebagai proses penyususnan materi
pelajaran, penggunaan media pelajaran, penggunaan pendekatan atau metode
pembelajaran , dalamn suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu
semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan”.
Toeti
Soekamto (1993) mendefinisikan perencanaan pembelajaran sebagai usaha untuk
mempermudah proses belajar-mengajar maka diperlukan perencanaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan pembelajaran yang
merupakan sebagai sistem yang terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang
saling berinteraksi.
Pengertian
lain tentang perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Nana Sudjana (1998) yang
menyatakan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan memproyeksikan
tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu proses pembelajaran (PBM) yaitu
dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen
pembelajaran, sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara
penyampaian kegiatan (metode dan teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi)
menjadi jelas dan sistematis”. Ini berarti perencanaan pembelajaran pada
dasarnya adalah mengatur dan menetapkan komponen-komponen tujuan, bahan, metoda
atau teknik, serta evaluasi atau penilaian.
Para
ahli lain yang turut berpendapat tentang perencanaan pembelajaran diantaranya:
1. Branch
(2002); Suatu sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan
cara yang konsisten dan reliable.
2. Ritchy;
Ilmu yang merancang detail secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan
pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan
kecil persoalan pokok.
3. Smith
& Ragan (1993); Proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan
pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran. (1999)
Proses sistematis dan berfikir dalam mengartikan prinsip belajar dan
pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran, sumber
informasi dan evaluasi.
4. Zook
(2000); Proses berfikir sistematis untuk membantu pelajar memahami (belajar)
Perencanaan
pembelajaran dapat dikatakan sebagai pedoman mengajara bagi guru dan pedoman
belajar bagi siswa. Melalui perencanaan pembelajaran dapat diidentifikasi
apakah pembelajaran yang dikembangka/ dilaksanakan sudah menerapkan konsep
belajar siwa aktif atau mengembangkan keterampilan proses.
Gambaran
aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam rumusan Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran. Kegiatan
belajar dan mengajar yang dirumuskan guru harus mengacu pada tujuan
pembelajaran. Sehingga perencanaan pembelajaran merupakan acuan yang jelas,
operasional, sistematis sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan kurikulum yang
berlaku.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara
berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran, atau dengan
pengertian lain, yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan
unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran. Unsur atau komponen yang
dimaksud adalah:
1.
Kemana
pembelajaran tersebut akan diarahkan? (berkaitan dengan
tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut).
2.
Apa
yang harus dibahas dalam proses pembelajaran tersebut? (berkaitan dengan bahan
ajar yang akan disampaikan pada siswa).
3.
Bagaimana
cara melakukannya? (berkaitan dengan strategi atau metode apa yang bisa
digunakan untuk menyampaikan
bahan ajar tadi).
4.
Bagaimana
pula mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran tersebut? (berkaitan
dengan penilaian atau evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan pembelajaran).
Keempat
komponen tersebut menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan.
Perencanaan
penting untuk pembelajaran di Sekolah Dasar karena memungkinkan siswa diberi
kesempatan terbaik untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangan dan belajar.
Guru dapat memahami peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai siswa untuk
berkembang dan belajar. Guru menyediakan sumber-sumber belajar untuk mendukung
proses belajar.