Labels

Minggu, 30 Desember 2012

Dongeng - Pak Pandir yang Lucu

Pak Pandir adalah seorang yang hidup dengan sederhana. Walau belum memiliki seorang istri, tak menyebabkan Pak Pandir murung dan bersedih. Setiap harinya ia selalu bergembira dan menjadi pusat perhatian orang dusun sekitarnya akibat keluguan yang sering ia lakukan. Walaupun demikian, Pak Pandir adalah tipe orang yang sangat jujur.

Pada suatu hari Pak Pandir ingin menghadiri sebuah sayembara, dia nampak bergegas ingin berjalan ke acara itu. Sesampainya disana orang sudah banyak berkumpul di pinggir sungai untuk mengikuti sayembara yang diadakan kepala dusun tersebut.

Sang kepala dusun berkata,"Barang siapa yang bisa menyebrangi sungai ini, aku akan nikahkan dengan anak gadisku satu-satunya yang paling cantik di dusun ini".

Segeralah para pemuda-pemuda dusun itu bersiap-siap untuk berenang menyeberangi sungai tersebut. Ternyata sungai tersebut adalah sungai yang sangat berbahaya, sebab sudah banyak warga yang dimakan oleh buaya penghuni sungai itu.

Satu persatu pemuda dusun banyak yang gagal dan tewas dimakan buaya, sehingga pada akhirnya ada seorang laki-laki, tiba-tiba saja masuk kedalam sungai dan terus berenang hingga akhirnya sampai diujung sungai dan akhirnya muncul sebagai pemenang.

Sontak para warga kaget dan bergembira, akhirnya muncul seorang juara yang bisa menaklukkan sungai keramat tadi. Akhirnya kepala dusun menghampiri laki-laki tadi yang masih tersenggal-senggal nafasnya akibat berenang dengan cepat menyebrangi sungai yang penuh buaya tersebut.

Bukan main terkejutnya sang kepala dusun bahwa laki-laki tadi yang berhasil menyebrangi sungai bukan lain adalah Pak Pandir. "Hei, ternyata engkau Pandir yang telah berhasil menaklukan sungai ini, baiklah sekarang apa yang kau pinta dariku?", "Apakah kau ingin menikahi anakku atau kau ingin menggantikan aku sebagai kepala dusun ini. terserah engkau saja, akan aku berikan semua permintaanmun?", kata kepala dusun kepada Pak Pandir yang masih terengah-engah nafasnya.

"Maaf kepala dusun yang aku hormati, bukan aku menolak semua hadiahmu, tapi ijinkan aku untuk meminta sesuatu", kata Pak Pandir yang masih terbungkuk mengambil nafas panjang. "Baiklah, apa yang kau minta sebagai hadiah sayembara ini, Pak Pandir".

Pak Pandir menjawab,"Aku hanya ingin kau membawakan aku seseorang", "Seseorang?, siapa yang kau maksud, Pandir...apakah kau ingin aku membawakan anak gadisku kemari?", kata kepala dusun.

"Bukan, aku hanya ingin kau bawakan aku seseorang...seseorang yang telah mendorongku sehingga aku terjatuh ke sungai yang penuh dengan buaya lapar ini, walaupun aku orang paling jenaka di dusun ini, aku masih tetap ingin menikmati sisa hidupku dengan tenang", kata Pak Pandir yang langsung saja meledakkan tawa warga dusun yang mendengar permintaan Pak Pandir tersebut.

Nah hikmah dongeng anak Indonesia kali ini adalah kita tidak boleh lengah sedikitpun dalam kehidupan kita, selalu waspada agar kita selalu mendapatkan keselamatan dan keberkahan dalam hidup ini.

Sumber : http://dongenganakindonesia1.blogspot.com/2012/07/kisag-anak-indonesia-cerita-pak-pandir.html#more

Jumat, 28 Desember 2012

Mengenal Warna

Tips & Trik Menghitung Cepat

Tahukah kamu?

Bagaimana pelangi bisa terbentuk?  

Pelangi terbentuk karena pembiasan sinar matahari oleh tetesan air yang ada di atmosfir. Ketika sinar matahari melalui tetesan air, cahaya tersebut dibengkokkan sedemikian rupa sehingga membuat warna-warna yang ada pada cahaya tersebut terpisah. Tiap warna dibelokkan pada sudut yang berbeda, dan warna merah adalah warna yang paling terakhir dibengkokkan, sedangkan ungu adalah yang paling pertama. Fenomena ini yang kita lihat sebagai pelangi.


sumber : http://www.ceritakecil.com

Rabu, 26 Desember 2012

Perencanaan Pembelajaran



A.          Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini, Roger A. Kaufman (Herjanto 1997: 2) mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah suatu proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Perencanaan sering juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengidentifikasi persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Berpangkal dari pemahamn tersebut maka perencanaan mengandung enam pokok pikiran yaitu:
1.      Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2.      Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3.      Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
4.      Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
5.      Pemilihan alternatif yang paling baik, dalam arti yang mempunyai efektifitas dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.
6.      Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.
Setelah mengetahui pengertian perencanaan secara umum, selanjutnya akan dikemukakan beberapa pendapat atau pandangan para ahli mengenai perencanaan pembelajaran. Ibrahim (1993) mengemukakan bahwa “secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi-bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan. Dengan perencanaan pembelajaran, guru dapat memperkirakan, mempersiapkan, dan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatunya agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif.
Pendapat lain dikemukakan oleh Bnghart dan Trull (Sagala: 2003) yang menyatakan bahwa “Perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional, dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan dalam konteks pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang diartikan sebagai proses penyususnan materi  pelajaran, penggunaan media pelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran , dalamn suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan”.
Toeti Soekamto (1993) mendefinisikan perencanaan pembelajaran sebagai usaha untuk mempermudah proses belajar-mengajar maka diperlukan perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan pembelajaran yang merupakan sebagai sistem yang terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang saling berinteraksi.
Pengertian lain tentang perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Nana Sudjana (1998) yang menyatakan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu proses pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajaran, sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metode dan teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis”. Ini berarti perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah mengatur dan menetapkan komponen-komponen tujuan, bahan, metoda atau teknik, serta evaluasi atau penilaian.
Para ahli lain yang turut berpendapat tentang perencanaan pembelajaran diantaranya:
1.      Branch (2002); Suatu sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan cara yang konsisten dan reliable.
2.      Ritchy; Ilmu yang merancang detail secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok.
3.      Smith & Ragan (1993); Proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran. (1999) Proses sistematis dan berfikir dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran, sumber informasi dan evaluasi.
4.      Zook (2000); Proses berfikir sistematis untuk membantu pelajar memahami (belajar)
Perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pedoman mengajara bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa. Melalui perencanaan pembelajaran dapat diidentifikasi apakah pembelajaran yang dikembangka/ dilaksanakan sudah menerapkan konsep belajar siwa aktif atau mengembangkan keterampilan proses.
Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam rumusan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran. Kegiatan belajar dan mengajar yang dirumuskan guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran. Sehingga perencanaan pembelajaran merupakan acuan yang jelas, operasional, sistematis sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran, atau dengan pengertian lain, yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasi, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran. Unsur atau komponen yang dimaksud adalah:
1.      Kemana pembelajaran tersebut akan diarahkan? (berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut).
2.      Apa yang harus dibahas dalam proses pembelajaran tersebut? (berkaitan dengan bahan ajar yang akan disampaikan pada siswa).
3.      Bagaimana cara melakukannya? (berkaitan dengan strategi atau metode apa yang bisa digunakan untuk menyampaikan bahan ajar tadi).
4.      Bagaimana pula mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran tersebut? (berkaitan dengan penilaian atau evaluasi yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran).
Keempat komponen tersebut menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Perencanaan penting untuk pembelajaran di Sekolah Dasar karena memungkinkan siswa diberi kesempatan terbaik untuk memperoleh kemajuan dalam perkembangan dan belajar. Guru dapat memahami peranannya dan tugas-tugas yang harus dicapai siswa untuk berkembang dan belajar. Guru menyediakan sumber-sumber belajar untuk mendukung proses belajar. 

Bimbingan dan Konseling

A.          Pengertian Bimbingan dan Konseling

Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri dari dua kata yaitu “bimbingan “ (terjemahan dari kata guidance) dan “konseling” (diadopsi dari kata counseling). Untuk memahami pengertian bimbingan dan  konseling, alangkah baiknya kita terlebih dulu memahami pengertian bimbingan dan konseling secara terpisah.
1.            Makna Bimbingan
Istilah guidance dapat diartikan sebagai bantuan atau tuntunan atau pertolongan. Berikut beberapa pengertian bimbingan secara terminologis.
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya (Moh. Surya, 1988:12).
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu : (a) mengenal diri sendiri dan lingkungannya, (b) menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, (c) mengambil keputusan, (d) mengarahkan diri, dan (e) mewujudkan diri (Prayitno, 1983:2 dan 1987:35).
Makna bimbingan dapat juga diketahui melalui akronim kata bimbingan sebagai berikut :
B (bantuan) I (individu) M (mandiri) B (bahan) I (interaksi) N (nasihat) G (gagasan) A (asuhan) N (norma)

Bimbingan dapat berarti bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Selasa, 25 Desember 2012

Kumpulan Pantun Anak

Pergi tamasya ke kota Blitar
Sambil membawa sebuah gitar
Kalau ingin jadi anak yang pintar
Jangan lupa rajin belajar


Buah anggur, buah duku
Dibeli oleh bu Nia
Seringlah membaca buku
Sebab buku jendela dunia

Puisi Anak

SAHABAT SEJATIKU
Annisa Sekar Salsabila

Aku sedih, kau menghibur
Aku kecewa, kau membuatku senang
Dan bila aku tak bisa
kau pun mengajari

Sahabat,
Kau bagai malaikat bagiku
Kau bagaikan bidadari untukku
Semua kebajikan ada padamu

Sahabat....
Satu pintaku untukmu
Yaitu janji selalu erat
Tak pernah terpisah,
seumur hidup kita.

Kelas 4 SD N 1 Kebumen
Jalan Pemuda 94 Kebumen

Senin, 24 Desember 2012

Media Pembelajaran

        Dalam kegiatan pembelajaran terdapat komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling mendukung untuk terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Komponen-komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Penggunaan media merupakan salah satu dari komponen pembelajaran. Jadi media tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran karena masing-masing komponen saling menunjang dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Guru dalam mengajar perlu menggunakan media pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien. Dengan media pembelajaran yang baik dan sesuai, materi dapat lebih bermakna dan mudah dipahami siswa dengan tidak memerlukan waktu yang lama. Apabila guru ingin menjelaskan suatu objek kepada peserta didik hanya dengan kata-kata dapat dikhawatirkan menimbulkan kesalahan persepsi. Hal tersebut dapat terjadi karena pemahaman peserta didik berbeda-beda sesuai dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Objek yang ingin dijelaskan dapat dilihat langsung oleh peserta didik misalnya dengan media gambar. Dengan demikian media dapat melampaui batasan ruang dan waktu karena dengan media dapat menghadirkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil, objek yang yang berbahaya dan sebagainya. 
       Selain itu guru yang hanya menggunakan kata-kata (berceramah) dalam menerangkan materi dapat membuat peserta didik bosan karena tidak semua guru dianugerahi kemampuan bercerita yang baik. Sehingga dengan penggunaan media dalam pembelajaran dapat mengurangi verbalisme yang hanya menyentuh peserta didik yang memiliki tipe belajar auditif. Tipe auditif adalah tipe siswa yang senang mendengarkan penjelasan guru. Jadi meskipun tanpa menggunakan media pembelajaran, siswa tipe auditif dapat menangkap materi yang disampaikan guru dengan baik. Berbeda halnya dengan siswa yang lebih senang melihat daripada mendengarkan. Siswa seperti ini termasuk tipe visual. Bila guru hanya berceramah akan berakibat kurang optimalnya siswa menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru. Maka dari itu penggunaan media pembelajaran adalah solusi yang tepat untuk siswa tipe visual. Kemudian untuk siswa yang senangnya melakukan (do it) yang disebut tipe kinestetik, penggunaan media pembelajaran juga dapat membantu siswa tipe ini menyerap materi pelajaran yang diberikan guru, terutama berkenaan dengan demonstrasi yang difasilitasi oleh penggunaan media pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang verbalisme kurang efektif karena materi yang terserap tidak akan bertahan lama. Hasil penelitian di BAVA di Amerika Serikat menyatakan bahwa bila seorang guru yang mengajar hanya menggunakan verbal symbol (ceramah murni), maka materi yang terserap hanya 13 % dan itu pun tidak bertahan lama. Sementara yang menggunakan multimedia bisa mencapai 64 % sampai 84 % dan bertahan lebih lama. Dengan demikian media pembelajaran sangat berperan dalam meningkatkan perhatian, minat, dan motivasi untuk belajar.  
         Media pembelajaran secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu media audio, media visual, dan media audio-visual. Media audio adalah media pembelajaran yang menyampaikan informasi/ materi hanya dalam bentuk suara / audio dan untuk menerima informasi tersebut menggunakan indera pendengaran. Contohnya radio, alat perekam dan laboratorium bahasa. Media visual adalah media pembelajaran yang menyampaikan informasi yang dapat diterima atau dicerna melalui panca indera mata. Contohnya media grafis (gambar, foto, flipchart, flashcard). media realia, media model dan media presentasi. Media audio-visual adalah media pembelajaran yang menyampaikan informasi dalam bentuk gambar dan suara sehingga melibatkan indera penglihatan dan pendengaran. Contohnya slide suara, video, dan film.
Di bawah ini merupakan gambar dari contoh media model yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran IPA tentang tata surya. Media model pembelajaran dapat dibuat dengan memanfaatkan benda di sekitar kita. Seperti media model ini yang terbuat dari barang-barang bekas diantaranya dari bola mainan plastik, kawat, kayu, dan potongan pipa.
Media Model Tata Surya